Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016
MENGENAL MONUMEN BAMBANG SUGENG DI GUMUK GODHEG, TEMANGGUNG MENGENAL MONUMEN BAMBANG SUGENG DI GUMUK GODHEG, TEMANGGUNG Oleh: Wawan Edi Setiawan,S.Hum Pada masa perang kemerdekaan, hampir di setiap daerah ada markas gerilya. Markas gerilya biasanya didirikan di tempat yang terlindung, jauh dari keramaian, dan sulit dicari dan didatangi musuh. Agar musuh dari daerah lain tidak mudah menjangkau markas, jalan-jalan utama dipasang rintangan, jembatan dirusak, dan diberi rintangan. Di tempat-tempat seperti itu biasanya menjadi arena kontak senjata antara gerilyawan dengan musuh, dan menimbulkan banyak korban luka maupun meninggal, baik di pihak gerilya atau musuh. Sesudah kemerdekaan dan pemerintahan mulai tertata, di tempat-tempat terjadinya kontak senjata dan juga tempat gugurnya pahlawan kemerdekaan didirikan tugu-tugu atau monumen perjuangan sejarah sebagai peringatan dan penghormatan kepada para pejuang tersebut. Pejuang yang mengadakan perlawanan di daerah Temanggung adalah Mayor
Gambar
foto - foto temanggung tempo dulu  bagian 1                        jembatan kali progo yng menghubungkan kranggan dan temanggung                                             stasiun kereta api di kota parakan temanggung                                               sebuah perayaan di alun- alun temanggung                                               jalan kereta api menuju kota temanggung                                                 jembatan kali kuas di temanggung                                sebuah poliklinik pada masa kolonial di ngadirejo temanggung                                                        suasana jalan pada masa kolonial                                                   pertunjukan ketoprak pada masa lalu                                         jalan kereta api yang masuk ke stasiun kereta api banyuurip temanggung                                                          stasiun kereta api temanggung
Gambar
PMI PADA PERTEMPURAN 1945-1946 Pada mulanya, Palang Merah Indonesia (PMI) ingin berkerja sama dengan International Committee of the Red Cross (ICRC) dengan meng ontak wakilnya di Indonesia yaitu Mr. Weidmann untuk pekerjaan PMI pada saat pertempuran. Akan tetapi ICRC menolak, karena menganggap, bahwa Belandalah yang berdaulat di Indonesia. Tapi, sikap tersebut tidak lama berubah, karena akhirnya saat pecah pertempuran di Surabaya, ICRC meminta bantuan kepada PMI dengan memakai surat yang beralamatkan: “To the Headoffice of P.M.I”. Begitu penting saat itu PMI mengajak bekerja sama ICRC karena menyangkut pekerjaan di front pertempuran yang membutuhkan perlindungan secara hukum internasional. Pekerjaan pokok dari PMI saat itu adalah memberikan pertolongan dan bantuan korban pertempuran, Ini bukan tugas yang ringan. Pertempuran ada dimana-mana. Diantaranya di sekitar Jakarta yang kemudian menjalar sampai Bekasi, Tanggerang, sepanjang jalan Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Semarang
Gambar
Cemoro, Wonoboyo, Temanggung Pemandangan Cemoro Cemoro  adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan  Wonoboyo, Temanggung ,  Kabupaten Temanggung , Provinsi  Jawa Tengah , Indonesia . Desa ini berada dekat  Kabupaten Wonosobo . Sejarah Koordinat :  7°13′25″S   109°58′49″E Desa cemoro merupakan kesatuan dari dua desa yang berdampingan, yaitu desa Dadapan, dan desa Cemoro, dikisahkan bahwa pada jaman dahulu kedua desa tersebut adalah desa yang kecil kecil yang mempunyai batas batas tertentu.kedua desa tersebut mempunyai sejarah yang berbeda, baik pendiri maupun sejarah terjadinya . a)    Desa Dadapan Bahwa pada jaman dahulu pada pasca perang Diponegoro ada beberapa pengikut setianya yang tidak mau menyerah pada penjajah, maka para kesatria tersebut melarikan diri ke utara. Pada suatu saat sampailah para rombongan pengikut Diponegoro tersebut sampai di suatu daerah yang benyak tumbuh pohon dadap dan daerah tersebut ternyata sudah ada yang menghuni yaitu seorang janda,